Search This Blog

Monday 7 March 2016

Jalur Kereta Terkoneksi dengan Sejumlah Pelabuhan Strategis

MANOKWARI, Cahayapapua.com— Studi Detail Engineering Design (DED) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada proyek perkeretaapian di Papua Barat sedang dilakukan. Pemerintah menarget, studi tersebut selesai tahun ini.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Provinsi Papua Barat, Bambang Heriawan Soesanto menjelaskan, studi DED dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh direktorat jenderal perkeretaapian kementerian perhubungan RI.

“Kami berharap segmen satu dan segmen dua yang kami usulkan ke kementerian bisa diselesaikan semuanya tahun ini. Baik DED-nya, maupun AMDAL,” katanya kepada Cahaya Papua, akhir pekan lalu.

Bambang juga berharap agar kajian DED maupun Amdal mengakomodir rekomendasi gubernur Papua Barat yang meminta agar pembangunan jalur kereta api dimulai dari Manokwari dan berakhir di Kota Sorong.

Nantinya fasilitas angkutan kereta api akan dikoneksikan dengan moda transportasi lain. Bambang menyebutnya, “Koneksi Intermoda.”

Meski demikian proyek ini akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama difokuskan pada pembangunan jalur keretaapi yang terkoneksi dengan pelabuhan angkutan.

Koneksitas jalur kereta api terhadap pelabuhan angkutan barang diprioritaskan bagi pelabuhan-pelabuhan strategis di Papua Barat. Dalam perspektif Bambang, pelabuhan yang paling strategis adalah pelabuhan Seget, Arar Sorong, Manokwari, Babo dan pelabuhan Kaimana.
Keterhubungan sejumlah moda transportasi diharapkan membuat mobilitas barang dan jasa menjadi lebih mudah. Dampak lainnya adalah agar komoditas unggulan lokal bersaing dengan komoditas lain di luar Tanah Papua.

Angkutan masal barang menggunakan kereta api, lanjut Bambang, pastinya juga efektif untuk menekan harga angkut dibandingkan dengan angkutan yang bersifat parsial, atau angkutan kecil. “Meningkatkan efisiensi,” katanya. |RIZALDY