Search This Blog

Sunday 28 August 2016

Maskapai Ini Hadirkan Pramugari Putra-Putri Asli Papua

KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Maskapai Sky Mambruk Internasional (Smile) berjanji akan mengutamakan putra-putri asli Papua untuk dididik menjadi pramugari dan pramugara di dalam maskapainya. Tentu saja, sejumlah persyaratan harus diikuti oleh putra dan putri asli Papua yang ingin mendaftarkan dirinya.

Pramugari Asli Papua
Direktur Utama PT Sky Mambruk Internasional, Toenjes Swansen Maniagasi menuturkan, dari jatah 200 pramugari, ada 100 orang pramugari dan pramugara yang dikhususkan untuk putra dan putri asli Papua.

“Ini sangat menggembirakan. Kami akan membuka peluang sebesar-besarnya bagi anak asli Papua yang bercita-cita menjadi pramugari atau pramugara,” katanya, MInggu 28 Agustus 2016.

Sementara itu, Ester Maitindom, salah satu perwakilan dari EL Foja Managemen mengungkapkan, kerjasama perekrutan bagi pramugari dan pramugara di Sky Mambruk Internasional akan dilakukan secara profesional.

“Maksud dari anak asli Papua disini adalah anak asli Papua dari ayah dan ibu Papua, atau peranakan Papua dan anak yang lahir dan besar di Papua. Syarat-syarat tersebut dibuktikan dengan akta kelahiran,” jelas Ester.

Menurut Ester, pembukaan perekrutan akan dilakukan dalam minggu ini dan dilakukan di dua provinsi yakni Papua dan Papua Barat.

Smile dijadwalkan akan memulai penerbangan barunya ke sejumlah daerah di Papua dan Papua Barat. Kelebihan maskapai ini adalah menggratiskan penerbangan di hari minggu, khusus dokter, pendeta, tokoh agama, perawat, guru dan pasien rujukan lainnya.

Kelebihan lain yang dimiliki maskapai ini adalah menggunakan pesawat jenis Twin Otter seri 400 buatan 2012. Apalagi saat ini ada peraturan khusus dari Menteri Perhubungan yang tak membolehkan pesawat berumur lebih dari 30 tahun untuk diterbangkan.

Smile mengaku telah memiliki pilot dengan jam penerbangan tinggi di Papua. Walau begitu, pihaknya tetap akan bekerja sama dengan Asosiasi Pilot Papua, untuk merekrut pilot-pilot asli Papua.

Tak hanya melayani angkasa di Papua, tetapi Smile juga memiliki misi penerbangan domestik ke luar Papua dan penerbangan internasional. *** (Katharina Louvree)

Monday 22 August 2016

Pemerintah Wacanakan Adanya Penerbangan Malam di Bandara Sentani

Bandara Sentani (foto: Moch Taufik Hidayat)
Bandara Sentani (foto: Moch Taufik Hidayat)
HarianPapua.com – Demi mengurangi padatnya slot penerbangan di Bandara Klas I Utama Sentani pemerintah lewat Dinas Perhubungan Provinsi Papua membuka wacana penerbangan malam.

Hal tersbeut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua, Djuli Mambaya yang juga mengatakan bahwa padatnya slot penerbangan di Bandara Sentani menjadi salah satu pemicu mahalnya harga tiket di provinsi paling timur Indonesia tersebut.
“Jadi kami merencanakan pesawat-pesawat kecil bisa terbang di pagi hari sekitar pukul 05.00-07.00 Waktu Indonesia Timur (WIT), di malam hari juga ada penerbangan dari luar Papua ke dalam Papua,” 
katanya kepada Antara, Sabtu (20/8).

Dengan adanya penerbangan malam, para maskapai penerbangan menurutnya akan saling berlomba-lomba untuk menjaga tingkat harga tiket di kisaran termurah agar laku di pasaran.

“Bahkan selain penerbangan malam ini, kami juga mendorong kesiapan Bandar Udara Kelas I Utama Sentani untuk melayani penerbangan internasional dari negara tetangga Papua Nugini (PNG),” katanya.

Thursday 11 August 2016

Era Jumbo Jet Bakal Berakhir

Liputan6.com, New York - Era pesawat jumbo jet kemungkinan besar bakal segera berakhir. Hal tersebut terjadi karena Boeing telah mengumumkan untuk memangkas separuh produksi dari pesawat berbadan lebar tersebut.

Pemangkasan produksi pesawat tersebut dimulai pada September dengan hanya memproduksi enam pesawat 747 Jumbo Jet dalam setahun dari sebelumnya 12 pesawat.

Boeing telah menyiapkan dana kurang lebih US$ 569 juta dari laba setelah pajak pada kuartal IV 2015 untuk menutupi biaya perubahan.

747 sebenarnya merupakan salah satu pesawat yang sukses dalam sejarah. Boeing mampu memproduksi lebih dari 1.500 jumbo jet sejak produksi pertamanya pada 1969.

Namun masa kejayaan Jumbo Jet yang merupakan pesawat dengan empat mesin tersebut mulai memudar dengan hadirnya jet bermesin ganda yang ternyata juga mampu digunakan untuk penerbangan jarak jauh.

Sebelumnya, Boeing memproduksi 1 pesawat dalam satu bulan. Jumlah tersebut merupakan minimal produksi untuk bisa bertahan. Namun ternyata saat ini jumlah tersebut telah dipangkas.

Boeing tetap memproduksi 747 Jumbo Jet karena pesawat tersebut merupakan pesawat yang digunakan oleh armada Kepresidenan Amerika Serikat (AS) yang lebih dikenal dengan Air Force One.

Ray Conner, Chief Executive Boeing Commercial Airplanes sebenarnya cukup yakin bahwa industri transportasi udara masih tumbuh. Ia melihat bahwa lalu lintas penumpang udara dan permintaan pesawat masih tetap tinggi.

Namun permintaan yang tinggi tersebut sebatas untuk angkutan penumpang. Sedangkan untuk pasar kargo atau pengiriman barang telah melambat. Pesanan Kargo 747 hanya mampu membukukan 20 pesawat saja pada tahun lalu.

"Kami mengambil langkah bijaksana dengan lebih menyelaraskan produksi dengan kebutuhan pasar saat ini," jelas Conner.

Namun ia tetap yakin bahwa di masa depan mungkin pesawat kargo 747-8 bisa menggantikan 747-400 Freighter yang kemungkinan masa penggunaannya akan berakhir.

Richard Aboulafia, analis dari Teal Grup menjelaskan, alasan pesawat tersebut masih tetap dibangun sampai saat ini adalah karena mereka ingin harus memasok untuk Air Force One. Hanya memproduksi 6 pesawat dalam setahun tidak mungkin bisa untuk bertahan. "Ini menuju jalur kerugian yang berlanjut." jelasnya. (Gdn/Ndw)

Ini Tiket Pesawat Termahal di Dunia

Liputan6.com, New York - Maskapai penerbangan Etihad Airways meluncurkan tiket pesawat termahal di dunia untuk rute New York-Mumbai. Penumpang bisa membeli tiket ini seharga US$ 38 ribu atau Rp 497,80 juta (estimasi kurs 13.100 per dolar AS) untuk sekali perjalanan dan mendapat fasilitas ruangan eksklusif bernama The Residence.

The Residence terdiri dari tiga ruangan penthouse dengan fasilitas pelayan pribadi, chef, dan pengasuh anak. Untuk perjalanan pulang-pergi dengan rute ini, yang sekali transit di Abu Dhabi, harga tiketnya mencapai US$ 76 ribu atau mencapai Rp 995,60 juta.

Etihad, maskapai penerbangan asal Uni Emirat Arab, menyediakan ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi di dalamTheResidence.

Di dalam ruang tamu The Residence terdapat televisi layar datar sebesar 32 inchi, sofa kulit, dan meja makan. Lalu, menuju kamar tidurnya terdapat kasur empuk besar dengan seprai halus dari Italia dan televisi 27 inchi. Sebelum turun dari pesawat, penumpang bisa mandi, berdandan, dan mengeringkan rambut di kamar mandinya yang besar.

Perjalanan dari JFK International Airport ke Chhatrapati Shivaji International Airport memakan waktu 19 sampai 21 jam. Tentu saja di bandara pun penumpang yang membeli tiket ini mendapat layanan eksklusif, seperti sopir untuk mengantar dari dan ke bandara, check-in yang terpisah dari penumpang lain, bisa menikmati private lounge, dan pelayan ppribadi.

Khusus untuk tiket eksklusif ini hanya tersedia di pesawat Airbus A380-800. Pesawat raksasa dengan kapasitas 500 penumpang itu, seperti dikutip Dailymail, Sabtu (7/5/2016), memiliki ruang kelas ekonomi untuk 415 orang.

Etihad merupakan maskapai pertama yang menyediakan fasilitas seperti ini. Rencananya, perusahaan akan mengembangkan The Residence untuk penerbangan London-Melbourne mulai 1 Juni nanti. (Elsa/Gdn)